Rabu, 25 Mei 2011

PCMANAGER error run time

Subuh 23 Mei 2010 buka hp, inbox sms tadi mlm jam 23 dari si abang boss javnet leuwipanjang, isinya:  
"bro, pcmanager error, tolongin dong, bla bla bla....".   
Terjadi konflik batin nih, mau bantu ngurusin javnet atau bikin rapot... akhirnya konsisten ngerjain rapot, mikirnya bahwa si boss javnet itu kan jago komputer, jadi pasti tadi malam udah nemu solusinya sendiri atau dapet tips dari goggling. Sambil buka berkas-berkas rapot itu hp langsung mode browsing nyari FB inbox pagi dari tmn2, ternyata si abang javnet ngirim pesan desperate di wall FB, isinya:
"antum dimana dzak.....PCMAN ane error run time "76" karena dua kali mati komputer server....bingung dah di repair tetap gitu...di modify... reinstal tetap gitu.....huh bingung..............".
Banyak juragan warnet yang stress pas billing error, biasa dimanja billing bagus sih. Deg deg, kebayang operator2nya gak terlatih lakukan pencatatan transaksi secara manual dan ga punya excel yg dah diseting buat pencatatan billing, trus repot banget pas ada member yang mau login... Huff, ya udah deh, bismillah, smua berkas langsung masuk tas. Bremm.. bremm... gak sempat makan, motor dah dipacu ke leuwipanjang, tepat jam 6 dah nyampe depan jav.net.

well, whats this? error run time "76". Langsung aja pak guru ngejalanin metode standar treatment 
IdeMetode1: backup smua database ke drive lain lalu repair software, prosesnya lancar dan tuntas tapi pas billing dijalankan ternyata jreeeeng: keluar lagi errornya. Gagal!
IdeMetode2: Remove (uninstall) lalu reinstall. Prosesnya lancar dan tuntas tapi pas billing dijalankan ternyata keluar lagi errornya. Gagal lagi!
IdeMetode3: Timpa instalasi yg baru itu (di folder program files) dengan backup-an billing lama. Prosesnya lancar dan tuntas tapi pas billing dijalankan ternyata masih keluar error run time "76". Gagal lagi!
IdeMetode4: Ngambil PCMAN dari warnet lain yg masih berfungsi, si Abang langsung melesat dengan motor hondanya ke icon.net. bawa flashdisk. Duh dia gak nyadar ini udah waktunya pak guru brangkat ngantor! gak bakalan bisa diberesin sekarang, instal billing di salah satu PC client aja, biar nanti malam dilanjut lagi penanganan server. 

Nyalain PC 01, jebol security billing nya, jebol deepfreeze nya, lalu mulai setup billing. Ampuuuuuunn lemooot banget dan beberapa kali ngehang, ini ga bakalan sempat pindah ke PC lain. skip aja dan cari cara lain. Tenang, tenang, periksa lagi PC server, kali ini dengan tenang. Di desktop keliatan icon-icon baru, berarti seminggu terakhir ini operator masang game-game baru lumayan gede, semisal sims3, bukannya game2 gede gitu pas error biasanya ngaruh ke runtime? jangan2 itu msalahnya! coba deh, ini langkah terakhir sebelum pergi ngantor. 

IdeMetode5: Restore windows setting ke kondisi beberapa hari yg lalu, si abang datang ketika PC lagi ngerestart, pak guru bilang "coba deh" sambil agak deg-deg an. Pas billing dijalankan ternyata.... EUREKAAA!!! berhasil! si abang cengar cengir bahagia, dan pak guru langsung pacu motor ke kantor, di absensi kantor tercatat rekor telat baru, 13 menit... absensi bulan ini terpaksa harus sama kualitasnya dengan bulan lalu. ikhlaskan.

Sabtu, 21 Mei 2011

RETARDASI MENTAL

Guru bingung ketika menangani anak atau murid dengan gangguan perkembangan merata di semua aspek?wajar, karena tidak jarang orangtuanya sendiri bingung dan hampir putus asa. Idealnya anak dibawa ke klinik tumbuh kembang anak. Ketika mendapat rujukan harus test IQ, ada apakah ini? Result bisa bervariasi tapi kasus orangtua menolak diagnosis klinik itu sudah bukan hal aneh. Penerimaan mungkin tidak akan begitu rumit ketika anaknya didiagnosis adalah high functioning, disleksia atau ADHD. Tapi kesedihan dan keraguan seringkali jadi bagian sesi pembahasan hasil pemeriksaan jika resultnya adalah MR. kelapangan dalam hati kita harus tetap ada, karena dari situlah akan muncul harapan dan kemampuan untuk melihat hikmah dari berbagai sisi positif.

Beberapa guru termasuk beruntung tidak mengalami fase "ragu" karena mendampingi langsung proses test dan menjadi fasilitator ngeprom muridnya menjalani tes griffith, akan banyak kesesuaian antara progres di sekolah dengan hasil pemeriksaan. Ketika klinik mengeluarkan result "Retardasi Mental" maka kita yang sehari-hari berinteraksi dengan ABK akan mendapatkan puzzle kunci dari sejumlah teka-teki gejala global delay yang diperlihatkan anak. Tapi bagaimana dengan orangtua yang tidak punya pengetahuan tentang itu? atau guru yang belum terdidik secara teoritis maupun praktis tentang jenis-jenis gangguan perkembangan? Baiklah, mari kampanyekan deteksi dini pemeriksaan gangguan perkembangan anak, karena dari deteksi dini akan lahir penanganan yang lebih efektif daripada setelah anak kepalang tumbuh lebih besar dalam penanganan keliru.

Browsing beberapa page MERCK dan CEC, ini beberapa informasi mendasar tentang Mental Retardasi (MR). Saya coba terjemahkan secara bebas (nggak pake google), bismillah.

MR bukanlah kelainan medis yg spesifik seperti pneumonia atau radang tenggorokan, dan juga bukan gangguan kesehatan mental. Penyandang MR adalah orang yang memiliki fungsi intelektual dibawah rata-rata, kondisi ini membatasi kemampuan mereka dalam memenuhi/melakukan sejumlah aktifitas dalah kehidupan sehari-hari. Diantaranya adalah keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi, membuat keputusan, bergaul, bersekolah, bekerja, dan kewaspadaan terhadap keselamatan diri.
American Association on Mental Retardation (AAMR) pada tahun 2002 mendefinisikan mental retardation dalam AAMR reference manual on definition and terminology (Luckasson, Borthwick-Duffy, Buntinx, Coulter, Craig, Reeve, dkk) sebagai berikut:
Mental retardation is a disability characterized by significant limitations both in intellectual functioning and in adaptive behavior as expressed in conceptual, social, and practical adaptive skills.
Dengan demikian, penyandang Mental retardasi adalah orang yang memperlihatkan dua ciri utama:
1.       Keterbatasan intelligensi
2.       Keterbatasan adaptive behavior

Di beberapa negara, istilah “Mental Retardasi” (MR) telah memicu stigma sosial yang tidak nyaman, karena itu sebagian dokter dan praktisi kesehatan kini mulai mengganti istilah itu dengan “intellectual disability” (ID).
Para penyandang MR ini bervariasi tingkat keterbatasannya. Dokter mengklasifikasi kemampuan intelektual mereka berdasarkan hasil test developmental quotient (DQ) dan  intelligence quotient (IQ), atau berdasarkan tingkat support/dukungan yang dibutuhkan. Support untuk penyandang MR dapat dikategorikan menjadi sbb:
1.     intermittent, support minimal dan hanya pada waktu-waktu tertentu saja;  
2.     limited, semisal program pendidikan satu hari di sebuah workshop;
3.     extensive, program harian semisal program rawat jalan;
4.     pervasive. support penuh untuk semua aktivitas dalam kehidupan sehari-hari
Jika dilihat berdasarkan rata-rata tingkat IQ manusia, maka diprediksi sekitar 3% dari total populasi manusia adalah penyandang MR. Namun jika dilihat berdasarkan tingkat kebutuhan mereka akan bantuan, maka hanya sekitar 1% saja yang dianggap mengalami keterbelakangan kognitif.
Tingkatan MR
Level
Rentang IQ
Kemampuan pra-sekolah (0 sampai 6 tahun)
Kemampuan usia sekolah (6 sampai 20 tahun)
Kemampuan usia dewasa (21 sampai tua)
Mild
52-69
Dapat belajar social and communication skills; koordinasi motorik sedikit terganggu; sering tidak didiagnosa sampai usia sekolah
Akademis maksimal sampai kelas 6 dengan sejumlah pengulangan kelas; dapat mengembangkan social skills secara terbatas
Mampu mempelajari social and vocational skills untuk self-support; membutuhkan bimbingan menjalani kehidupan sosial dan ekonomi
Moderate
36-51
Dapat bicara dan belajar berkomunikasi; social awareness rendah; koordinasi motorik pas-pasan; membutuhkan training self-help
sebagian social and occupational skills; akademis sampai naik ke SD saja; dapat diajari jalan-jalan di tempat familiar
Membutuhkan pekerjaan tanpa keterampilan tertentu, dalam seting yg dikondisikan; butuh bimbingan menjalani social dan ekonomi
Severe
20-35
Dapat mengucapkan beberapa kata; dapat belajar beberapa keterampilan self-help; speech skills terbatas; koordinasi gerak sangat rendah
Dapat bicara dan belajar komunikasi; dapat diajari pola sederhana hidup sehat; butuh terapi perilaku
Sedikit kemampuan merawat diri, butuh pengawasan ketat; dapat mengembangkan sedikit self-protection skills pada lingkungan terondisikan
Profound
19 ke bawah
Kognitif dan koordinasi motorik sangat terbatas;
Beberapa koordinasi motorik; communication skills terbatas
self-care sangat terbatas; biasanya masih butuh nursing care
Mereka ada di sekitar kita, baca referensi lengkapnya di situs MERCK dan di situs CEC, ayo kampanyekan deteksi dini untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Jumat, 06 Mei 2011

ANAK USIA 2-3 TAHUN


KOGNITIF DAN PSIKO-SOSIAL ANAK USIA 2-3 TAHUN

Ketika harus merancang program untuk anak dengan tingkat perkembangan setara anak 2 sampai 2,5 tahun, mungkin ini saatnya menengok ke 11 tahun yg lalu.  Kuliah psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan, waktu itu teori perkembangan kognitif banyak mengacu ke PIAGET,  sedangkan teori perkembangan psycho-sosial banyaknya dari ERICK ERICKSON.

PIAGET membagi usia perkembangan anak menjadi 4 tahapan, kalau melihat penggolongan ala tersebut maka usia 2-3 tahun jadi masa transisi dari tahap pertama ke tahap kedua. Check it out:
Pada usia 0-2 tahun, anak belajar dengan panca indranya, sangat termotivasi untuk menyentuh/memegang untuk tahu reaksi dari perbuatannya, karena itulah fase ini sering disebut fase Sensori Motor. Mengajarkan konsep tidak cukup dengan bantuan gambar saja, melainkan harus dengan peragaan dan objek langsung yang bergerak seperti boneka dan dramatisasi.
Pada usia 2-7 tahun, anak menjadi 'egosentris' karena sulit melihat dari sudut pandang orang lain. Anak cenderung meniru orang di sekelilingnya. Mereka sudah mulai mengerti hukum kausalitas, namun masih belum mengerti cara berpikir yang kompleks sistematis, fase ini sering disebut Pra-operasional. Dalam menyampaikan konsep masih perlu menggunakan alat peraga.

Perkembangan psycho-social (perkembangan jiwa yang dipengaruhi oleh lingkungan) ala ERICK ERICKSON kira-kira begini isinya: Pada usia 2-3 tahun terjadi perubahan ke arah antara Otonomi/Mandiri >< Malu/Ragu-ragu, fase ini disebutnya masa pemberontakan anak atau (sering dianggap) masa 'nakal'-nya, padahal ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), orangtua harus mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya. Anak sangat terpengaruh oleh perilaku orang-orang penting di sekitarnya (orang tua, guru, saudara). menjelang usia 4-5 tahun, anak akan sangat cerewet banyak bertanya dalam segala hal karena inisiatif dan idenya berkembang sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.

Berkomunikasi dengan anak usia 2-3 tahun?


Tiap anak punya kecepatan perkembangan bahasa yang berbeda-beda, namun sebagian besar anak berusia 2 tahun dapat mengikuti arahan dan intruksi sederhana. Umumnya anak sudah memiliki 50-200 kosakata. Anak mulai menirukan apa yang ia dengar dan mulai mengkombinasikan kata-kata walaupun masih belum jelas. Pada usia 2,5 tahun, anak akan menguasai minimal 200 kosa kata. Ia juga akan dapat mengikuti intruksi tambahan seperti ”ambil buku di meja”. Anak akan lebih mengerti dan dapat berbicara dengan lebih jelas. Anak mulai menggunakan bahasa pada percakapan singkat, biasanya dalam bentuk pertanyaan-jawaban.
Anak berusia 3 tahun akan mengembangkan antara 200-300 kata dan ia akan mulai mengabungkan kata-kata menjadi kalimat pendek, menggunakan bahasa secara baik, mencoba-coba merangkai kalimat, mengungkapkan masalah yang dihadapinya atau memahami konsep-konsep.

Sejak anak berusia 2 tahun, perbanyaklah melibatkan anak dalam permainan dan percakapan interaktif, ajak melihat-lihat buku, bernyanyi, bermain permainan kata-kata. insyaAllah waktu yang kita luangkan itu akan meningkatkan perbendaharaan katanya sekaligus memberinya kesempatan untuk melatih keterampilan mendengarkan. Ini contoh programnya:


  • Minta anak bercerita mengenai kegiatan menarik yang sudah dilakukannya hari ini, atau kegiatan yang ingin dilakukan besok. Misalnya: ”tadi main lego sama kakak ya? Bikin apa de?”, “besok mau main lego lagi? membuat apa ya?”
  • Bacakan buku favoritnya berulang-ulang, pancing anak melakukan pretend reading (pura-pura membaca buku), biarkan anak yang ’membacakan’ buku untuk Anda lalu berikan apresiasi positif
Kuatir dengan anak cadel? Cadel adalah proses yang biasanya akan hilang seiring pertambahan usianya asalkan lingkungan tidak ikut-ikutan cadel. Ada sebagian anak yang ditemukan sangat terlambat dalam perkembangan bahasanya, temuilah pakar tumbuh kembang anak, terapi wicara, psikolog anak, atau dokter anak untuk mendapatkan konsultasi, assesment dan penanganan terapi  jika diperlukan.