Kamis, 04 November 2010

refleksi pertama

Apa yang pertama dimuat di blog yang baru lahir ini ya? yang pasti harus karya yang ditulis pas "deep thinking". Deep thinking... deep thinking... Aha,

Slasa 19 Oktober m'support GDE TK outdoor ke bonbin, stelah 2bulan brpisah dari anak-anak TK sekarang ada momen main bareng mreka, rammeee... menstimulasi anak sambil lihat binatang, bisa dibikin karyatulis yang paaanjang tentang bahagianya jadi pendidik. Tapi bukan yang itu, hari itu pas drop off ketemu bety di f.o TK, dia request wawancara tuk data penelitian kampus, butuh beberapa guru untuk jawab 5 pertanyaan tentang abad21, tapi guru SD yang "lagi break" ini pun ga apa jadi responden. Di sela ngantuk tadi mlm rekamannya coba diputar ulang dan tersadar ini sangat orisinil, ga ngutip atau baca referen dulu tapi asli beban di hati. so, here you are... refleksi pertama



1.APA MAKNA ABAD21?
abad kemajuan, banyak perkembangan dalam peradaban meliputi gaya dan polahidup, cara berfikir, sistem interaksi, dll. Kemudahan dan  kebebasan yang butuh tanggung jawab, sehingga buat saya makna abad 21 adalah abad penuh tanggungjawab
2. APA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI ABAD21?
banyak pengembangan baru yang pada dasarnya semua bersifat netral atau ambivalen, seperti pisau bermata dua, bisa positif dan bisa negatif untuk peradaban.
KEUNTUNGANNYA? makin banyak kemudahan untuk manusia: komunikasi semakin luas, mobilitas kita semakin cepat, produktifitas kegiatan manusia semakin tinggi, akses informasi semakin mudah, eksplorasi lebih leluasa.
kalau KERUGIANNYA? makin banyak godaan untuk manusia: dimanjakan teknologi sehingga jadi malas, kita jadi permisif dengan hal-hal diluar kewajaran dan jadi tidak waspada, memicu mental hedonis materialistis, mengurangi tata nilai, globalisasi menggusur kebudayaan dan kearifan lokal sampai punah, perbedaan manusia berkurang, kemajuan watak cenderung tertinggal oleh kemajuan teknologi.
Abad 21 bisa jadi peluang keuntungan dan bisa jadi resiko kerugian. Peluang Keuntungan jika dijalani oleh manusia yang bijak dan matang, tapi akan jadi abad kehancuran jika dijalani manusia yang sebaliknya. Baik buruknya tergantung bagaimana pribadi manusia yang menjalani abad 21 ini
3.BAGAIMANA VISI ANDA TENTANG ANAK DAN REMAJA ABAD 21?
Anak dan remaja kita hidup di era serba canggih, semua kecanggihan diarahkan untuk mengawal manusia hidup sesuai fitrahnya. Anak dari kecil sudah haus ilmu, pembelajar tangguh, tumbuh bersama orangtua yang berwawasan pendidikan dan tahu tahapan perkembangan. Anak jadi lebih sehat dari kita, lebih cerdas dari kita. Saat mereka remaja, disupport berbagai teknologi yang membantu melakukan riset, sudah produktif berkarya dengan pola fikir lebih tinggi dan lebih bijak dari kita. Manusia yang tumbuh dalam rasa aman dan nyaman, dalam fitrahnya sebagai pembelajar.
Tapi kalau saya ukur dan ramalkan apa yang akan terjadi, Indonesia adalah negara yang akan hancur karena di abad21 sangat kontras perbedaan manusia yang unggul dengan yang terbelakang, bangsa kita tidak siap dengan kemajuan peradaban.  Coba lihat kondisi anak dan remaja kita aktual seminggu terakhir ini; SD bunuh diri, SMP membunuh karena putus cinta, anak-anak SMU kita minggu lalu bawa golok di jalanan dan membacok anak smu lain, mahasiswa kita kemarin demonstrasi penuh kekerasan. Mereka yang kacau ini kelak akan menjadi orangtua yang punya anak cucu, keturunannya akan menjadi anak dan remaja abad 21. hasilnya? manusia abad21 yang linglung hidup di abad kehancuran. Setiap saat bisa melihat indahnya abad21 yang ada di tempat lain; serba syurga, serba indah, seperti menonton televisi tapi mereka menontonnya dari neraka abad 21. Dibesarkan oleh orangtua yang penuh masalah dan tidak mengajarkan kemanusiaan.
Indonesia belum siap dengan kemajuan peradaban. Buktinya? kenapa pns kesulitan mengupgrade keterampilan dasar berkomputer? kenapa guru indonesia (di provinsi paling beradab ini) banyak belum bisa MS-Word? dan apa yang terjadi ketika konversi kompor minyak tanah dengan kompor gas? wah kacau balau semua ketika indonesia berusaha mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan zaman di indonesia tidak diciptakan tetapi diimpor, kita tidak menempuh milestones yang seharusnya untuk memasuki abad 21, kita tidak hidup sesuai fitrah, makanya kita akan hancur kalau progres buruk ini berlanjut.
4. SKILL APA YANG DIBUTUHKAN DI ABAD 21?
ini yang selama ini jadi beban fikiran saya, tentang anak-anak dan remaja kita yang berkarya di dunia internasional. Ada juara fisika, juara matematika, juara riset atau olimpiade apalah... tapi itu mercusuar, sama sekali tidak representatif menggambarkan anak-anak indonesia. Orang datang ke indonesia mengira anak-anak itu adalah hasil produksi peradaban indonesia, dan ternyata salah, mereka itu (yang berprestasi) hanya anomali, anak-anak indonesia tidak seperti itu. Anak2 kita adalah seperti yang saya sebutkan di jawaban nomor 3 tadi.
Coba fikir, bagaimana caranya supaya anak2 kita mampu memasuki abad21 dengan lebih baik? bagaimana mengehentikan reaksi berantai perusakan ini? apakah dengan cara misalnya dari TK sudah belajar komputer? atau dengan cara dicetak sejak kecil dengan pembelajaran berteknologi masa depan? atau dipersiapkan sekolah di luar negeri? atau dari kecil diajarkan berbagai bahasa untuk menghadapi globalisasi? bukan, bukan seperti itu. Yang harus dilakukan adalah mengajarkan anak2 kita untuk mau mengembangkan peradaban ini melalui milestones yang tepat, bukan dengan cara instant, itu satu, bahwa semuanya ada tahapannya. Dua, ajarkan anak2 dan remaja bangsa ini tentang patriotisme dan cinta karya bangsa sendiri. Jadi kalau ada karya positif yang lahir dari tangan anak bangsa kita, jadikan reaksi berantai, caranya? dukung dan sosialisasikan, pakai itu sebagai umpan tuk memancing hal2 positif lainnya yang akan lahir dari anak2 yg lain. Tiga (dan empat), latih anak & remaja kita untuk hanya memakai teknologi tepat guna, bukan mengejar trend, buang jauh-jauh sikap konsumtif, dan jangan mau dilabel jago impor. Terakhir, yang saya fikirkan adalah melatih sikap istiqamah-tawakal, teguh, Karena di abad21 tantangan terbesarnya adalah selimut kebebasan-toleransi-hak, padahal semuanya palsu, padahal itu penghancuran jahat terhadap jiwa dan nasib anak bangasa ini.
bagaimana dengan skill? satu2nya skill penting adalah learning skill. Kita tidak bisa mengajarkan apa yang kita punya sekarang dengan harapan di masa depan akan tetep seperti ini. Tidak, tidak, kita harus siapkan anak anak kita menghadapi zaman yang lebih tinggi, jadi yang paling dibutuhkan adalah learning skill. Learningskill yang saya maksud ini bukan sedangkal yang ada di ensiklopedi atau teori2 belajar tentang kemampuan menganalisis-mengerti-meramalkan- mengendalikan, tapi yang saya maksud learning skill adalah yang...(berfikir keras).. bermakna! Lihat dalam ajaran islam… belajar dengan niat belajar saja tidak ada pahalanya, yang ada pahalanya itu belajar karena Allah dan pembelajaran berbasis maslahat, nah yang seperti itulah yang saya maksud learning skill sejati. learning skill yang lebih ke merasakan... memperbaiki… dan meningkatkan
Nanti si anak akan otomatis membutuhkan dan mempelajari sendiri skill-skill yang dibutuhkan dalam perjalanan kehidupannya, kita hanya perlu menyediakan semua yang dibutuhkannya, anak tidak menjadi objek yang kita paksa berkembang dan diisi dengan skill yang kita kira akan ada di abad 21. Bagaimana dengan skill komputer, bahasa, dsb? ya itu perlu diajarkan tapi harus dengan kesadaran bahwa di masa depan itu sudah kadaluarsa, dan kesadaran itu harus mewarnai cara kita mengajar.
5. apa yang sudah dilakukan?
semua yang di nomor4. Semua pembelajaran baik itu pelajaran komputer, seni, olahraga, apalagi agama, yang saya lakukan adalah pembelajaran karakter, sikap. Bagaimana dengan skill yg harus dikuasai? skill melempar bola atau hafal surat? Itumah bukan esensi dari studi, anak secara alami akan mengembangkan sendiri ilmu yang dibutuhkannya. Intinya adalah karakter, bagaimana anak mau menjadi pembelajar. Yang saya lakukan di kelas adalah membuat mereka menyadari apa yang perlu mereka pelajari, bukan saya menjejalkan semua ilmu yang saya fikir harus mereka pelajari.
Dalam mindset saya, semua ilmu itu pada hakikatnya adalah untuk mencari kebenaran, jadi semua yang belajar itu sebetulnya sedang mencari kebenaran. Yang Saya lakukan hanya memberikan pemahanan kepada anak bahwa mereka sedang mencari kebenaran, mencari makna dari hidup mereka, jawaban dari berbagai aspek hidup mereka.  Dan subhanallah, ternyata fitrah menjadi pembelajar itu selalu ada pada diri setiapanak. Seandainya setiap manusia dibentuk sejak kecil dengan karakter pembelajar dan mencari kebenaran untuk mengamalkan kebenaran itu maka abad 21 adalah abad yang sangat cerah menjadi surga untuk peradaban manusia.
Saya tidak menafikan kemajuan teknologi, malah saya disini melakukan reformasi teknologi guru dan kurikulum anak. Kurikulum? Kurikulum SD yang saya buat 4 tahun yang lalu di sini kls I SD menggambar (dan ngetik) di MSpaint -Kelas II MSword, kelas III membuat presentasi beraudioa dan animasi sederhana, kelas IV desain publisher, itu melampaui standar TIK zaman 4 tahun yang lalu, kan artinya sudah lama saya ada konsern luarbiasa dengan teknologi. Tapi itu bukan esensinya, jangan sampai kita membentuk anak kita sebagai robot, penuh dijejali teknologi tetapi tidak menyampaikan spirit abad 21; semangat berkarakter, manusia dengan tatanilai yang tinggi, yang faham dan konsern kepada fitrah manusia. Peradaban tinggi bukan dilihat dari teknologi saja tetapi oleh way of life, isinya-spiritnya adalah karakter. Apapun pelajarannya, isinya adalah semangat abad 21: semangat kebaikan-kemajuan-kemanusiaan